Kamis, 18 Juni 2020

PENANGANAN FISIOTERAPI PADA ADNEXITIS



Pengertian


Adnexitis adalah infeksi atau radang pada adnexa rahim yang disebabkan oleh bakteri ( lebih sering terjadi ) ataupun karena virus, adnexa adalah organ reproduksi wanita berupa jaringan yang berada di samping kanan dan kiri melekat pada rahim, yang bernama tuba fallopi dan ovarium. Istilah lain yang sering digunakan untuk menyebut penyakit ini adalah salpingo-ooforitis.Radang tuba falopii dan radang ovarium (adnexa) biasanya terjadi bersamaan. Letak tuba dan ovarium (adneksum) berdekatan, dan dengan perabaan tidak dapat dibedakan apakah suatu proses berasal dari tuba atau dari ovarium, maka lazim digunakan istilah kelainan adneksum.Apabila itu jelas proses peradangan, maka istilahnya diubah menjadi adnexitis (akuta atau kronika). Pada adnexitis di samping cukup banyaknya durasi nyeri juga menyebabkan keterbatasan yang nyata pada aktifitas, peran dan fungsi biologis wanita. Adnexitis terutama terjadi pada wanita usia 16-35 tahun dan berbahaya bagi wanita karena dapat menimbulkan infertilitas ( susah hamil )karena adanya pembengkakan dan jaringan parut yang lengket pada tuba falopii sehingga menyebabkan tuba non patten (tidak berlubang).


Adnexitis akut atau Salpingo ooporitis akuta sendiri biasanya disebabkan oleh Infeksi oleh Neisseria gonorhoe dan Chlamydia trachomatis, selain itu infeksi ini juga disebabkan oleh infeksi dari organ lain yang berdekatan seperti pada infeksi apendiks yang menyebar hingga ke tuba. Infeksi dari bakteri tersebut naik sampai ke tuba dari uterus sampai ke mukosa, adnexitis akut atau Salpingo ooporitis akuta yang disebabkan oleh gonoroe ada kecenderungan perlekatan fimbria pada ostium tuba abdominalis yang menyebabkan penutupan ostium itu.

Salpingitis akut banyak ditemukan pada infeksi masa nifas atau pada abortus septic ada juga disebabkan oleh berbagai tierti kerokan, infeksi dapat disebabkan oleh bermacam kuman seperti streptokokus (aerobic dan anaerobic ), stafilokokus, e. choli, clostridium wechii, dan lain-lain.

Infeksi ini menjalar dari cervix uteri atau cavum uteri dengan jalan darah atau limfe ke parametrium terus ke tuba dan dapat pula ke peritoneum pelvic, disini timbul salpingitis interstitial akuta, mesosalping dan dinding tuba menebal dan menunjukkan infiltrasi leukosit, tetapi mukosa sering kali normal. Hal ini merupakan perbedaan yang nyata dengan salpingitis gonoroika, dimana radang terutama terdapat pada mukosa dengan sering terjadi penyumbatan lumen tuba. (Sarwono. Winkjosastro, Hanifa.Hal 287.2007)

Gejala

Gejala penyakit ini akan terlihat saat fase akut, diantaranya :
  • Demam
  • Pemeriksaan darah diadapatkan hasil Leukosit tinggi.
  • Nyeri disebalah kanan atau kiri uterus, tergantung daerah yang terkena infeksi
  • Setelah beberapa hari dijumpai ada benjolan pada perut dengan batas tidak jelas serta nyeri apabila ditekan.
  • Kadangkala nyeri bisa terasa sampai ke perut sehingga menimbulkan kram perut.

Pengobatan Adnexitis

Adnexitis dapat diobati dengan beberapa cara, seperti berikut ini:

1. Pengobatan dengan anti-biotik

Untuk gejala adnexitis yang tampak jelas, yaitu pasien pertama kali harus melakukan pengobatan dengan antibiotik, untuk membunuh bakteri sisa dan mencegah penyakit kambuh berulang. Obat yang biasa digunakan tetap penisilin, gentamisin, metronidazole, dan lain-lain yang digunakan untuk mengobati radang akut tuba falopi, ovarium, serta peritonitis panggul.Untuk obstruksi tuba falopi yang disebabkan oleh radang kronis ovarium dan tuba falopi, dapat dilakukan injeksi intrauterine, pemilihan gentamisin 160.000 unit, kimotripsin 5 mg, deksametason 5 mg hingga 20 ml saline, dengan tuntas menetralkan racun pada vulva, vagina, rahim, dan uterus. Tiga hari setelah menstruasi bersih, dapat dilakukan injeksi setiap dua hari sekali sampai akhir periode sebelum ovulasi dan pengobatan ini dapat diteruskan sampai tiga minggu berturut-turut.

2. Terapi jaringan

Lakukan injeksi cairan jaringan plasenta, globulin plasenta, secara intramuscular sehari sekali atau dua hari sekali, dan dilakukan sampai 15 kali pengobatan.

3. Fisioterapi

Stimulasi yang hangat dapat meningkatkan sirkulasi darah, mengatur kondisi gizi dalam jaringan lokal sehingga membantu penyerapan dan meredakan peradangan. Fisioterapi yang sering digunakan adalah short wave diathermy.

4. Operasi

Peradangan yang disebabkan oleh hidrosalping atau kista ovarium dan tuba falopi bisa juga disembuhkan dengan melakukan operasi, untuk kemandulan yang disebabkan oleh obstruksi saluran tuba dapat dilakukan bedah rekonstruksi tuba falopi. Untuk peradangan akut ovarium dan tuba falopi yang berulang kambuh, peritonitis panggul, pengobatan dengan obat yang tidak berefek memuaskan, dan pasien yang takut mengalami nyeri kesakitan atau untuk pasien yang sudah berumur. Hal ini dapat mempertimbangkan untuk melakukan operasi.


Penanganan Fisioterapi

Salah satu penanganan adnexitis ini bisa dilakukan pemberian Short wave diathermy, dimana tujuan penanganan fisoterapi pada kasus ini adalah :

  1. Meningkatkan sirkulasi darah, sehingga mempercepat penyembuhan inflamasi.
  2. Meningkatkan rileksasi otot.
  3. Meningkatkan metabolisme lokal, sehingga menyebabkan penyembuhan peradangan dipercepat karena absorbsi obat-obat yang dikonsumsi pasien lebih baik.
  4. Mempercepat penyembuhan inflamasi dengan cara membantu menyerap kembali (reabsorbsi) exudat oedema sebagai akibat peningkatkan supplay darah.
  5. Mengurangi nyeri melalui ujung sensorik serabut A delta dan C. Pengurangan nyeri juga berhubungan dengan pengurangan spasme pada otot-otot sekitarnya.
Teknik pemberian short wave diathermy ini dilakukan dengan metode cross fire, yaitu separuh waktu terapi diberikan dgn elektroda 1 posisi, dan separuh waktu terapi berikutnya diberikan elektroda posisi lain, misalnya dengan mengkombinasikan metode co planar dan contra planar.
Waktu pemberian terapi adalah 16 menit, dengan 8 menit digunakan aplikasi pertama, dan 8 menit menggunakan aplikasi kedua. Intensitas 10 - 50 Watt/cm2, dilakukan setiap hari sampai 6 kali. Setelah itu dilakukan evaluasi oleh dokter kandungan, jika dirasakan perlu bisa diberikan program short wave diathermy kembali.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum memberikan program short wave diathermy ( SWD ) ini adalah:
  1. Atur waktu pemberian program, usahakan saat pemberian SWD tidak melalui siklus menstruasi.
  2. Jangan berikan program SWD saat demam, atau nyeri hebat pada daerah yang akan diberikan terapi.
  3. Jangan berikan program SWD pada kasus keganasan, hipo/hipersensitivitas dan adanya gangguan peredaran darah.
Semoga bermanfaat dan salam inspiratif



Tidak ada komentar:

Posting Komentar