Selasa, 09 Juni 2020

PENANGANAN FISIOTERAPI PADA LOW BACK PAIN

 

   Sebelum kita mulai pemberian program fisioterapi pada kasus Low Back Pain atau nyeri punggung bawah, secara singkat kita pahami dulu tentang apa itu Low Back Pain ?
Nyeri punggung bawah atau low back pain ( LBP ) adalah nyeri yang terjadi pada daerah punggung bawah , yang kadangkala bisa terasa sampai pantat dan menjalar sampai ke satu atau kedua tungkai.
    Secara umum gejala yang terjadi adalah adanya nyeri yang seperti ditusuk-tusuk, kesemutan, rasa seperti panas terbakar, kaku dan lain-lain sesuai karakteristik jaringan yang terkena. Jaringan yang terkena bisa pada otot, ligamen, tulang belakang,spinal, dan lain-lain.

Tujuan program Fisioterapi

    Ada beberapa tujuan pemberian program fisioterapi pada penderita LBP, diantaranya :
  1. Mengurangi nyeri, ini tentu saja akan menjadi prioritas utama pemberian program fisioterapi.
  2. Mengurangi spasme/ketegangan otot, terutama otot postural dan otot di sekitar punggung bawah
  3. Menjaga sikap dan postur tubuh agar tetap ergonomis
  4. Meningkatkan kemampuan fungsional penderita agar tetap nyaman dalam beraktivitas sehari-hari
  5. Mencegah atau mengurangi resiko serangan LBP muncul kembali dengan mengatur pola gerakan yang benar dan latihan penguatan otot punggung dan perut.
Program fisioterapi

    Secara umum program fisioterapi yang diberikan akan dibagi dalam 2 fase, yaitu fase akut dan fase konik.

FASE AKUT

    Pada fase ini protokol penanganan cedera akut dengan metode R-I-C-E tetap dianggap paling efektif, dalam menangani cedera kurang dari 48 jam yaitu dengan :
  • Mengistirahatkan punggung dari berbagai aktivitas, misalnya dengan berbaring di tempat yang lembut tapi tidak terlalu empuk.
  • Pemberian kompres es/dingin atau cryoterapi pada daerah nyeri. Pada pemberian kompres dingin berikan setiap 10 menit, dengan interval istirahat 5-10 menit, ulangi sampai beberapa kali. Jangan memberikan kompres dingin dalam jangka waktu lama tanpa jeda istirahat, karena bisa menyebabkan kerusakan jaringan dan saraf. Pemberian semprotan ethyl chlorida bisa juga diberikan sebagai alternatif yang baik pengurang rasa nyeri.
  • Pemberian kompresi/tekanan, pada kasus LBP bisa diberikan tapping atau pemakaian korset lumbal, terutama dipasang saat beraktivitas.
  • Elevasikan tungkai dengan sedikit menyangga kedua lutut saat berbaring, kadang pemberian bantal tipis pada punggung juga bisa memberikan kenyamanan pada penderita saat berbaring.
FASE KRONIK

    Apabila gejala nyeri punggung bawah sudah lebih dari 48 jam atau beberapa hari, beberapa program fisioterapi yang bisa diberikan adalah :
  • Heating/pemanasan, beberapa modalitas yang bisa dipilih adalah sinar infra merah, SWD,dan MWD . Pemberian sinar infra merah bisa dipilih karena lebih aman, meski jaringan yang terkena hanya jaringan superficial, tekniknya dengan memancarkan sinar infra merah tegak lurus dengan area nyeri dengan jarak 40 - 60 cm, durasi waktu 15-20 menit. Pemberian SWD atau MWD bisa juga sebagai alternatif yang lebih baik karena penetrasi panas yang lebih dalam, namun tidak disarankan untuk kasus spondyloarthritis.
  • Pemberian ultra sound bisa juga diberikan terutama untuk memecah jaringan otot yang mengalami spasme/ketegangan, namun tidak disarankan pemberian ultrasound menyilang melalui tulang belakang, karena bisa menyebabkan kerusakan saraf spinal. Frekuensi yang dipilih bisa 1 atau 3 MHz tergantung luas dan kedalaman daerah yang terkena, intensitas yang diberikan 0,7 - 3 W/cm semakin tinggi intensitas yang diberikan akan menimbulkan efek mikrotrauma pada jaringan, waktu terapi disesuaikan dengan ERA pada alat yang digunakan, biasanya antara 5 - 10 menit.
  • Stimulasi elektris, yang sering digunakan adalah pemberian TENS atau interferensial. Pemilihan TENS konvensional atau TENS burst yang sedikit memberikan kontraksi bisa menjadi alternatif yang baik dengan intensitas yang nyaman dirasakan oleh pasien.
  • Traksi, pada beberapa kasus LBP karena spasme/ketegangan otot intervertebralis lumbalis, pemberian intermittent traksi cukup membantu untuk mengurangi spasme tersebut, namun tidak disarankan pemberian traksi pada penderita LBP dengan pengeroposan tulang belakang.
  • Program Terapi Latihan.

Program Terapi Latihan

    William Flexion Exercise yang diperkenalkan oleh Dr Paul Williams, merupakan program terapi latihan yang paling banyak digunakan untuk mengatasi penyakit ini, terutama penderita LBP fase kronik. Dalam William Flexion Exercise ini, penderita akan dibantu melakukan beberapa gerakan senam ringan yang bertujuan untuk mengurangi nyeri, meningkatkan stabilitas otot-otot lower thrunk, dan meningkatkan elastisitas otot-otot fleksor hip dan lower back.
Indikasi william flexion exercise ini ada pada hampir semua kasus LBP kecuali pada kasus adanya hernia, disc bulging dan kerusakan diskus. Beberapa gerakan William Flexion Exercise adalah :
  1. Pelvic Tilting, posisikan tubuh berbaring di atas matras dengan kedua lutut ditekuk dan kedua telapak kaki menempel sempurna ke atas matras, lalu berikan dorongan ringan agar punggung datar menempel ke matras tanpa melibatkan tenaga dari kedua tungkai. Tahan posisi tersebut beberapa detik, lalu lepaskan, Ulangi beberapa kali gerakan tersebut.
  2. Single knee to chest, posisikan tubuh seperti di atas, lalu tekuk salah satu lutut ke arah dada, tahan beberapa detik lalu lepaskan, ulangi gerakan ini beberapa kali
  3. Double knee to chest, posisi tubuh masih seperti pada no.1, namun tekuk kedua tungkai ke arah dada dan tahan beberapa saat, lalu lepaskan, ulangi gerakan ini beberapa kali. Untuk hasil yang lebih baik dimana nyeri sudah mulai berkurang, gerakan ini bisa dikombinasikan dengan sedikit mengangkat leher ke arah fleksi
  4. Half sit up,Posisi panderita masih seperti no.1, kedua lengan ditekuk dan berada dibelakang kepala, penderita lalu mengangkat kepala dan bahu dari matras beberapa centimeter dan tahan posisi tersebut beberapa saat, lalu kembali, ulangi beberapa kali
  5. Hamstring stretch, posisi pasien tidur telentang dengan kedua tungkai lurus,kemudian angkat salah satu tungkai lurus ke atas, lalu gerakkan thrunk dan bahu sedikit terangkat, dengan lengan lurus berusaha untuk menjangkau tungkai, tahan lalu lepas kembali, ulangi beberapa kali

  6. Flexor hip stretching, posisi pasien semi berdiri dengan salah satu tungkai ditekuk siku-siku pada lutut dan paha, sedangkan tungkai satunya lurus ke belakang, gerakkan thrunk ke arah depan ( anterior ) sampai dada menyentuh lutut/tungkai atas, tahan beberapa saat lalu lepas, ulangi beberapa kali
  7. Squat wall, berdiri bersandar pada dinding dengan kedua tungkai ditekuk siku-siku pada paha dan lutut, dengan kedua bahu lurus di samping, pertahankan posisi ini beberapa saat, ulangi beberapa kali.




Selain program latihan William flexion exercise di atas, masih ada beberapa lagi program latihan yang bisa diberikan, antara lain :
  • Bridges, yaitu mengangkat kedua pantat ke atas dengan posisi tidur telentang.
  • Lying lateral leg raises, yaitu posisi tidur miring ke satu sisi, tungkai yang berada di posisi bawah sedikit ditekuk senyaman mungkin, sedangkan tungkai yang berada di atas diangkat lurus ke atas menjauh dari tubuh.
  • Fly like Superman, yaitu posisi tidur telungkup kedua lengan dan tungkai lurus dan diangkat sedikit ke atas, seolah-olah terbang seperti superman
  • Masih banyak lagi
Latihan-latihan yang diberikan di atas bisa diulang beberapa kali dalam seminggu, disesuaikan dengan kondisi masing-masing penderita. Konsultasikan dengan bijaksana dengan fisioterapi langganan anda untuk mendapatkan hasil yang optimal.
Salam Inspiratif..





Tidak ada komentar:

Posting Komentar