Jumat, 05 Januari 2018

Down sindrom dan rehabilitasi



REHABILITASI SECARA MENYELURUH
DIPERLUKAN BAGI PENDERITA DOWN SYNDROM
Disusun oleh
WAHID NUR AZIS
( FISIOTERAPI RSU RA KARTINI JEPARA)



            Mungkin diantara kita tidak banyak yang tahu jika bertepatan dengan tanggal 21 Maret selalu diperingati sebagai Hari Down Syndrom. Dan mungkin juga banyak pula yang tidak tahu tentang apa itu Down Syndrom. Down Syndrom merupakan suatu kondisi keterbelakangan perkembangan fisik dan mental pada seseorang yang diakibatkan oleh adanya abnormalitas perkembangan khromosom didalam rahim pada janin. Dimana khromosom ini terbentuk akibat kegagalan sepasang khromosom untuk saling memisahkan diri. Khromosom yang gagal memisahkan diri ini terdapat pada khromosom 21. Pada bayi normal akan terdapat 23 pasang khromosom ( 46 khromosom ) dengan hanya sepasang khromosom 21(2 khromosom), pada bayi dengan kelainan Down Syndrom terdapat 3 khromosom 21, sehingga jumlah total khromosom menjadi 47 khromosom. Ciri-ciri utama yang dapat dikenali dari penyakit ini adalah pertumbuhan badan yang relatif pendek, kepala mengecil, hidung datar seperti orang mongol dan pertumbuhan rambut yang relatif jarang dan kadang berwarna pirang.
            Di beberapa daerah sendiri penyakit ini mulai sering dijumpai, sebagai perbandingan, WHO sendiri memperkirakan terdapat 1 dari 700-1000 kelahiran hidup sebagai penderita Down Syndrom. Dengan jumlah 4-5 juta penderita di seluruh dunia, dan sekitar 400-500 ribu diantaranya terdapat di Indonesia. Sayang sekali untuk beberapa daerah jumlah keseluruhan penderita ini tidak dapat dilaporkan secara pasti. Hal ini dikarenakan masih banyak orangtua penderita Down Syndrom yang malu atau enggan memeriksakan putra-putrinya ke Institusi Kesehatan setempat. Masih adanya anggapan bahwa penyakit ini merupakan kutukan menjadi salah satu kendalanya. Padahal penyebab penyakit ini sendiri saat ini masih belum diketahui secara pasti. Hanya saja banyak dijumpai pada ibu hamil yang melahirkan pada usia diatas 35 tahun, dan pada suami istri yang masih berkerabat dekat.
            Pada penderita penyakit ini akan dijumpai beberapa kelainan. Diantaranya tidak menutupnya secara sempurna katup jantung, kelainan esophagus yang terlalu sempit, lubang pengeluaran saluran cerna ( anus ) yang terlalu sempit atau bahkan tidak terbentuk sama sekali, kelemahan otot, ruang gerak sendi yang terlalu luas, dan gangguan perkembangan. Hanya saja tidak semua penderita Down Syndrom ini akan mengalami hal-hal tersebut diatas.
            Secara umum penderita Down Syndrom memang tidak bisa disembuhkan, namun bisa diberikan program terapi yang berkesinambungan untuk meningkatkan kualitas hidupnya. Program Rehabilitasi secara menyeluruh akan diperlukan bagi penderita, meliputi penanganan secara motoris, persepsi, kognitif dan mental. Di rumah sakit, program Rehabilitasi Medis yang siap untuk menangani penderita penyakit ini secara berkesinambungan agar kualitas hidup mereka bisa meningkat.
            Program yang diberikan meliputi Okupasi Terapi, Terapi Wicara dan Psikologi klinis.
Program Okupasi Terapi akan memberikan latihan-latihan yang adekuat bagi penderita Down Syndrom agar meningkat kekuatan ototnya, keseimbangan tubuhnya dan dapat melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri. Program Terapi Wicara akan memberikan latihan-latihan olah suara, komunikasi dan berbicara secara normal sehingga memudahkan penderita dalam berhubungan/berinteraksi sosial dengan orang lain. Program psikologi akan memberikan terapi-terapi untuk meningkatkan kemampuan otak dalam berpikir dan meningkatkan perkembangan mentalnya. Penderita Down Syndrom yang mendapatkan program rehabilitasi secara komprehensif dan benar biasanya akan dapat tumbuh dan berkembang secara normal. Bahkan beberapa diantaranya mempunyai prestasi tersendiri di satu bidang tertentu. Hal ini didukung oleh kenyataan bahwa mereka mempunyai satu khromosom lebih banyak daripada orang normal, tentu ada manfaat yang bisa didapat dari kenyataan tersebut. Hanya saja untuk mewujudkannya diperlukan jalan yang berliku dan perlu kesabaran yang ekstra tinggi.
            Oleh karena itu diharapkan bersamaan dengan momentum Hari Down Syndrom ini, masyarakat  menjadi lebih dewasa dalam menyikapi keadaan putra-putrinya yang mengalami penyakit ini. Diantaranya dengan tidak malu lagi untuk menghubungi rehabilitasi medik di rumah sakit terdekat, dan mengikuti program rehabilitasi secara kontinyu dan penuh kesabaran agar didapatkan putra-putri Indonesia yang mandiri dan berdaya guna.

( gambar dari wikipedia )

Jangan asal memijat







  Pak Rusdi,46 tahun( nama samaran ) adalah seorang petani yang tinggal di daerah XX Suatu ketika saat mengerjakan sawahnya, dia terpeleset di pematang sawah. Diapun mengeluh punggung sampai bagian pantatnya sakit, terutama saat dipakai untuk berjalan dan duduk. Dan seperti kebanyakan orang Indonesia ,dia segera mencari tukang pijat langganan untuk memijat punggungnya yang sakit. Tapi,setelah beberapa kali pijat, keluhan tidak juga hilang,bahkan sekarang dirasakan mulai ada rasa kesemutan di kedua kaki. Atas saran tetangga dan saudaranya,dia diminta pindah ke tukang pijat lain. Dan hasilnya bukan malah membaik,justru sekarang mulai ada rasa tebal dan sulit menggerakkan kaki. Karena dirasakan makin parah,akhirnya oleh keluarganya dia dibawa ke rumah sakit terdekat

Oleh tim dokter rumah sakit, diapun disarankan untuk menjalani rawat inap agar bisa diperiksa secara lengkap sekaligus diobservasi keadaan penyakitnya. Dari foto rontgen, didapatkan hasil spondylolisthesis VL3-4 dan spondylitis VL,yaitu salah satu ruas tulang belakang bagian bawah mengalami pergeseran beberapa cm ke arah depan dan terdapat pengeroposan tulang belakang bagian bawah. Hal inilah yang menyebabkan rasa sakit pada punggung dan rasa tebal pada kedua kaki sehingga dia sangat sulit menggerakkan kaki dan berjalan. Pergeseran salah satu ruas tulang belakang ke depan,dimungkinkan bukanlah akibat saat dia jatuh, tapi lebih dikarenakan ada tekanan yang kuat dari punggung ke arah depan saat menjalani pemijatan. Apalagi ditambah kenyatan bahwa tingkat kepadatan tulang belaknagnya cukup rendah ( keropos ).
                                Hal seperti ini bukanlah pertama kali dijumpai oleh penulis di klinik fisioterapi. Di bagian fisioterapi sendiri, penulis telah berkali-kali menjumpai hal seperti ini. Bahkan setiap bulannya tak kurang ada 1 - 2 kasus serupa yang dikarenakan kesalahan dalam pemijatan dapat ditemui. Namun kenyataannya masyarakat Indonesia masih menganggap pijat adalah salah satu solusi pertama saat sakit. Mulai dari panas,diare,keseleo,batuk bahkan tidak punya anak larinya juga ke tukang pijat. Tapi apakah salah ?
                                Secara umum tidak juga. Pijat adalah salah satu ilmu pengobatan tradisional paling kuno yang masih dipergunakan di muka bumi ini. Bangsa Tiongkok adalah pelopor sekaligus yang menyebarkan ilmu pemijatan ini ke seluruh dunia. Dan karena bangsa Indonesia nenek moyangnya dari Yunan ( salah satu bangsa di Tiongkok juga ),otomatis ikut menyebarkan tentang ilmu pemijatan ini juga. Meskipun dirasakan bermanfaat,namun sampai saat ini sayangnya ilmu pemijatan belum mendapatkan kurikulum yang pasti dalam dunia pendidikan untuk dipelajari secara lebih detail, sehingga bisa diakui secara profesional dan hukum tentunya. Sehingga tentang manfaat, efek samping dan bahayanya pemberian pijatan ( terutama pada area tertentu ) bisa terungkap dan dipelajari dengan tuntas.
                                Sebagian besar tukang pijat di Indonesia hanya mengandalkan pengalaman, dan membaca buku yang ada di pasaran kemudian berusaha mempraktekkannya. Namun soal resiko, efek samping dan kontra indikasinya sama sekali belum pernah dipelajari. Apalagi struktur anatomi dan neurologi( persyarafan ) tubuh juga tak dipelajari oleh mereka secara lengkap. Memang ada beberapa pasien yang berhasil dipijat, yang kemudian akan dengan gencar mempromosikan dari mulut ke mulut kepada semua orang, namun tak sedikit pula yang gagal bahkan berakibat fatal karena dipijat. Yang sering terjadi adalah kelumpuhan atau pecahnya dinding usus saat dipijat di perut.
                                Lalu bagaimana pijat yang aman ? Karena ilmu pemijatan memang belum pernah dibakukan dan dipelajari secara mendalam oleh dunia pendidikan, memang agak sulit untuk menjelaskan bahwa pijat ini bermanfaat secara umum. Tapi ada beberapa hal yang harus diwaspadai jika anda ingin mendapat pemijatan, diantaranya :
1.       Jangan memijat di bagian yang dekat organ-organ penting, seperti perut, jantung dan hati.
2.       Hati-hati jika anda ingin dipijat di bagian punggung, karena persyarafan ke seluruh tubuh bermula dari punggung sebelum menuju ke otak, jika ragu-ragu lebih baik jangan dilakukan !
3.       Jangan dipijat saat tubuh panas,karena panas adalah tanda-tanda tubuh sedang mengalami infeksi. 
4.       Perhatikan kebersihan tempat dan pemijat itu sendiri.
5.       Jangan dipijat sehabis makan.
6.       Jangan lakukan pemijatan pada penyakit-penyakit yang berhubungan dengan kelainan darah dan pembuluh darah,keganasan ( kanker ),jantung, ibu hamil trimester pertama.
7.       Dan lain-lain
Dengan memperhatikan hal-hal tersebut diatas,manfaat pijat yang menyehatkan akan betul-betul didapatkan, serta terhindar dari akibat fatal karena kesalahan pemijatan.