Jumat, 12 Juni 2020

PENANGANAN FISIOTERAPI PADA POST FRAKTUR COLLES ( TULANG RADIUS )

  
 
Fraktur Colles pertama kali ditemukan oleh dr Abraham Colles, seorang dokter bedah dan ahli anatomi dari Irlandia pada tahun 1814. Fraktur Colles adalah kondisi patah tulang/retak pada tulang radius lengan bawah sebelah distal, dekat dengan pergelangan tangan. Pada kondisi fraktur Colles ini akan nampak tulang radius yang patah akan menonjol ke sisi dorsal ( belakang ), sehingga punggung tangan akan nampak sedikit terangkat ke atas. Kondisi ini berkebalikan dengan fraktur Smith, dimana pada fraktur Smith tulang radius yang patah akan menonjol ke arah depan ( anterior ).

Jenis Fraktur

    Seperti halnya jenis fraktur yang lain, fraktur Colles akan dibagi dalam 4 jenis, yaitu :
  1. Green stick, atau retak dimana patahan yang terjadi tidak merubah posisi tulang radius secara umum, meski terlihat ada bentuk arah tulang radius ke arah dorsal.
  2. Fraktur tertutup, dimana patahan tulang yang terjadi tidak sampai merobek otot dan kulit
  3. Fraktur terbuka, jika patahan tulang yang terjadi sampai merobek/melukai jaringan otot dan menembus kulit.
  4. Fraktur kompleks/komunitif, yaitu jika patahan yang terjadi menjadi 2 atau lebih potongan tulang.
Karena lokasinya yang bersebelahan dengan sendi pergelangan tangan, maka bisa dibagi dalam :
  1. Fraktur Colles intra artikuler, yaitu jika patahan yang terjadi letaknya mepet/bahkan di dalam  pergelangan tangan sehingga ikut mengganggu sendi pergelangan tangan.
  2. Fraktur Colles ektra artikuler, yaitu jika patahan yang terjadi letaknya di luar sendi pergelangan tangan.
Penyebab dan faktor resiko

Penyebab yang sering terjadi pada fraktur Colles ini tentu saja adalah riwayat jatuh, namun secara umum penyebab dan faktor resiko dari fraktur Colles ini adalah :
  • Riwayat trauma, yaitu jatuh, benturan, kecelakaan, dorongan yang berlebihan pada pergelangan tangan
  • Riwayat gangguan keseimbangan
  • Osteoporosis, yaitu keadaan tulang yang rapuh.
  • Lanjut usia, yaitu usia di atas 60 tahun
  • Wanita menopause, karena pada wanita menopause ada kecenderungan mengalami kekurangan kalsiun dalam tubuhnya
  • Kurang asupan kalsium dan vitamin D
  • Kurangnya aktivitas fisik, sehingga kekuatan otot lemah dan massa tulang tidak terlalu padat karena dengan aktivitas fisik yang baik akan menyebabkan penyerapan kalsium di dalam tulang juga baik, sehingga tulang menjadi lebih padat.
Gejala

Secara umum gejala yang sering muncul pada fraktur Colles adalah :
  1. Nyeri pada pergelangan tangan kadang sampai ke lengan bawah
  2. Adanya bengkak dan memar
  3. Pergelangan tangan terlihat terangkat/bengkok ke arah distal/belakang
  4. Kadang pergelangan tangan dan jari-jari tidak bisa digerakkan

Penanganan

Segeralah bawa penderita yang mengalami fraktur Colles ini ke klinik atau rumah sakit untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut. Sesaat setelah kejadian, jangan mencoba untuk menggerakkan tangan yang patah tersebut jika tidak punya pengetahuan tentang penyakit ini, karena kesalahan penanganan bisa menyebabkan fraktur menjadi lebih kompleks dan jaringan yang robek menjadi lebih luas. Pasang bidai atau immobilisasi sederhana sebelum mendapat penanganan lebih lanjut. Penanganan utama dari patah tulang ini tentu saja ada dua, yaitu pemasangan gips dan operasi pemasangan internl fiksasi. Namun secara umum penanganan pada fraktur Colles ini adalah :
  1. Pemasangan gips/bidai, jika tulang yang patah tidak terdapat pergeseran, cukup dipasang gips atau bidai selama 6 - 8 minggu. Tujuannya adalah meminimalisasi gerakan pada pergelangan tangan, sehingga proses pertumbuhan tulang yang patah tidak terganggu.
  2. Operasi pemasangan internal fiksasi, jika tulang yang patah terdapat pergeseran, perubahan bentuk, atau jenis patah yang kompleks. Setelah 1 tahun internal fiksasi yang dipasang tersebut bisa dilepas. Namun untuk penderita lanjut usia, selama pemasangan internal fiksasi tersebut tidak menimbulkan gangguan kesehatan, biasanya tidak dilepas seumur hidup.
  3. Fisoterapi, latihan fisioterapi mutlak diperlukan setelah pemasangan gips atau setelah operasi untuk menjaga elastisitas otot dan jaringan yang diimobilisasi tersebut.
Pencegahan

Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mencegah agar tidak mudak terkena penyakit ini, antara lain :
  • Penuhi selalu kebutuhan kalsium dan vitamin D setiap harinya, selain dari makanan, berjemur beberapa menit setiap hari di bawah sinar matahari dirasakan cukup efektif untuk memenuhi kebutuhan vitamin D dan membantu proses penyerapan kalsium ke dalam tulang.
  • Rajin berolahraga dan beraktivitas, misalnya senam, jalan kaki, berkebun dll untuk meningkatkan kepadatan tulang dan menjaga kekuatan otot agar tidak gampang cedera.
  • Gunakan pelindung tangan pada aktivitas tertentu yang membebani sendi pergelangan tangan
Penanganan Fisioterapi

Pemberian program fisioterapi bisa diberikan setelah pemasangan gips atau internal fiksasi, beberapa pelayanan fisioterapi yang bisa diberikan bertujuan untuk :
  1. meningkatkan supply darah dan metabolisme jaringan
  2. mengurangi nyeri
  3. rileksasi otot
  4. mempertahankan elastisitas otot
  5. mempertahankan lingkup gerak sendi
  6. mempertahankan aktivitas sehari-hari
Sedangkan beberapa pelayanan fisioterapi yang bisa diberikan adalah :
  1. Sinar infra merah, bisa diberikan setelah tidak ada bengkak atau luka operasi yang sudah sembuh. Teknis pemberian sinar infra merah bisa diberikan saat masih terpasang gips ataupun setelah gips dilepaskan, tergantung identifikasi masalah yang muncul
  2. Stimulasi elektris, bisa diberikan arus IDC untuk melatih kekuatan otot agar tetap berkontraksi secara isometris ( tanpa ada gerakan ), atau pemberian Tens untuk mengurangi nyeri.
  3. Terapi Latihan, beberapa latihan isometris diberikan saat masih terpasang gips atau beberapa hari setelah operasi pemasangan internal fiksasi, yang dilanjutkan dengan latihan aktif untuk menjaga lingkup gerak sendi dan meningkatkan kekuatan otot.
  4. Latihan aktivitas sehari-hari
Semoga bermanfaat.
Salam Inspiratif








Tidak ada komentar:

Posting Komentar