Fraktur Monteggia pertama kali ditemukan oleh seorang dokter bedah di Italia, yaitu Dr Giovanni Battista Monteggia pada tahun 1796. fraktur monteggia merupakan fraktur pada tulang ulna dengan terdapat kompensasi pada tulang radius.
Klassifikasi
Menurut Bado, klassifikasi fraktur Monteggia ini dibagi dalam :
- Jenis Ekstensi, dimana fraktur pada tulang ulna membentuk sudut ke arah anterior disertai adanya dislokasi ke arah anterior dari caput radii di sendi siku. Fraktur tipe ini paling sering terjadi.
- Jenis Fleksi, dimana fraktur pada tulang ulna membentuk sudut ke arah posterior disertai adanya dislokasi ke arah posterior dari caput radii di sendi siku.
- Jenis Lateral, dimana fraktur pada tulang ulna membentuk sudut ke arah lateral ( sisi luar ) dan mendorong tulang radius sehingga terjadi dislokasi caput radii ke arah lateral
- Jenis gabungan, dimana fraktur pada tulang ulna juga disertai adanya fraktur tulang radius. Fraktur ini yang sering terjadi adalah pada 1/3 proksimal radius dan ulna yang kadang disertai dislokasi ke arah anterior dari caput radii
Gejala
Secara umum gejala yang sering muncul pada fraktur monteggia ini adalah :
- Nyeri pada daerah siku kadang sampai ke lengan bawah
- Adanya bengkak dan memar
- Lengan bawah terlihat bengkok
- Kadang pergelangan tangan dan lengan bawah tidak bisa digerakkan karena nyeri atau gangguan saraf.
- Pada fraktur yang menyebabkan gangguan pada saraf, biasanya akan dijumpai hilangnya sensasi rasi dan rasa tebal dari lengan bawah sampai ke jari-jari
Penyebab dan faktor resiko
Penyebab
yang sering terjadi pada fraktur Monteggia ini hampir sama dengan jenis fraktur lainnya antara lain :
- Riwayat trauma, yaitu jatuh, benturan, kecelakaan, dorongan yang berlebihan pada lengan dan siku
- Riwayat gangguan keseimbangan
- Osteoporosis, yaitu keadaan tulang yang rapuh.
- Lanjut usia, yaitu usia di atas 60 tahun
- Wanita menopause, karena pada wanita menopause ada kecenderungan mengalami kekurangan kalsiun dalam tubuhnya
- Kurang asupan kalsium dan vitamin D
- Kurangnya aktivitas fisik, sehingga kekuatan otot lemah dan massa tulang tidak terlalu padat karena dengan aktivitas fisik yang baik akan menyebabkan penyerapan kalsium di dalam tulang juga baik, sehingga tulang menjadi lebih padat.
Penanganan
Segeralah
bawa penderita yang mengalami fraktur ini ke klinik atau rumah
sakit untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut. Sesaat setelah
kejadian, jangan mencoba untuk menggerakkan tangan yang patah tersebut
jika tidak punya pengetahuan tentang penyakit ini, karena kesalahan
penanganan bisa menyebabkan fraktur menjadi lebih kompleks dan jaringan
yang robek menjadi lebih luas. Pasang bidai atau immobilisasi sederhana
sebelum mendapat penanganan lebih lanjut. Penanganan utama dari patah
tulang ini tentu saja ada dua, yaitu pemasangan gips dan operasi
pemasangan internl fiksasi. Namun secara umum penanganan pada fraktur Monteggia ini adalah :
- Pemasangan gips/bidai, jika tulang yang patah tidak terdapat pergeseran yang cukup signifikan, biasanya akan diberikan sedikit manipulasi sebelum dipasang gips atau bidai selama 6 - 8 minggu. Tujuannya adalah meminimalisasi gerakan pada lengan, sehingga proses pertumbuhan tulang yang patah tidak terganggu.
- Operasi pemasangan internal fiksasi, jika tulang yang patah terdapat pergeseran, perubahan bentuk, atau jenis patah yang kompleks. Setelah 1 tahun internal fiksasi yang dipasang tersebut bisa dilepas. Namun untuk penderita lanjut usia, selama pemasangan internal fiksasi tersebut tidak menimbulkan gangguan kesehatan, biasanya tidak dilepas seumur hidup.
- Fisoterapi,
latihan fisioterapi mutlak diperlukan setelah pemasangan gips atau
setelah operasi untuk menjaga elastisitas otot dan jaringan yang
diimobilisasi tersebut. Pada keadaan lain kadang juga dijumpai adanya gangguan saraf, seperti lesi nervus radialis atau lesi nervus ulnaris sehingga memerlukan program fisioterapi yang lebih lama.
Pencegahan
Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mencegah agar tidak mudak terkena penyakit ini, antara lain :
- Penuhi selalu kebutuhan kalsium dan vitamin D setiap harinya, selain dari makanan, berjemur beberapa menit setiap hari di bawah sinar matahari dirasakan cukup efektif untuk memenuhi kebutuhan vitamin D dan membantu proses penyerapan kalsium ke dalam tulang.
- Rajin berolahraga dan beraktivitas, misalnya senam, jalan kaki, berkebun dll untuk meningkatkan kepadatan tulang dan menjaga kekuatan otot agar tidak gampang cedera.
- Gunakan pelindung pada aktivitas tertentu yang membebani sendi siku dan lengan bawah.
- latihan penguatan otot, terutama otot-otot fleksor dan ekstensor siku dan lengan bawah untuk menjaga stabilitas sendi siku
Penanganan Fisioterapi
Pemberian
program fisioterapi bisa diberikan setelah pemasangan gips atau
internal fiksasi, beberapa pelayanan fisioterapi yang bisa diberikan
bertujuan untuk :
- meningkatkan supply darah dan metabolisme jaringan
- mengurangi nyeri
- rileksasi otot
- mempertahankan elastisitas otot
- mempertahankan lingkup gerak sendi
- mempertahankan aktivitas sehari-hari
Sedangkan beberapa pelayanan fisioterapi yang bisa diberikan adalah :
- Sinar infra merah, bisa diberikan setelah tidak ada bengkak atau luka operasi yang sudah sembuh. Teknis pemberian sinar infra merah bisa diberikan saat masih terpasang gips ataupun setelah gips dilepaskan, tergantung identifikasi masalah yang muncul
- Stimulasi elektris, bisa diberikan arus IDC untuk melatih kekuatan otot agar tetap berkontraksi secara isometris ( tanpa ada gerakan ), atau pemberian Tens untuk mengurangi nyeri.
- Terapi Latihan, beberapa latihan isometris diberikan saat masih terpasang gips atau beberapa hari setelah operasi pemasangan internal fiksasi, yang dilanjutkan dengan latihan aktif untuk menjaga lingkup gerak sendi dan meningkatkan kekuatan otot.
- ROM exercise, yaitu latihan mempertahankan atau menambah lingkup gerak sendi dari sendi siku agar bisa bergerak secara optimal
- Latihan aktivitas sehari-hari
Semoga berguna bagi semua
Salam inspirasi
( gambar dari injuredworkerslawfirm )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar