Disentri merupakan suatu peradangan pada usus yang menyebabkan frekuensi buang air besar menjadi meningkat/diare disertai adanya darah atau lender dengan konsistensi feses yang lembek atau cair. Terdapat dua jenis disentri, yaitu:
- Disentri basiler atau shigellosis, yang disebabkan oleh infeksi bakteri Shigella.
- Disentri amuba atau amoebiasis, yang disebabkan oleh infeksi Entamoeba histolytica
Gejala
Gejala umum disentri, antara lain:
- Diare disertai darah atau lendir.
- Demam.
- Mual.
- Muntah.
- Kram dan nyeri perut.
Pada disentri basiler, gejala dapat timbul 1-7 hari setelah penderita terinfeksi dan dapat berlangsung selama 3-7 hari. Sedangkan pada penderita disentri amuba, gejala dapat timbul 10 hari sejak penderita terinfeksi dan dapat disertai menggigil, kehilangan nafsu makan, berat badan turun, nyeri saat buang air besar, serta perdarahan pada dubur.
Penyebab
Secara umum ada dua penyebab utama, yaitu :
- Penyebab disentri basiler adalah infeksi bakteri Shigella (paling umum ditemui). Namun demikian, bakteri Campylobacter, E. coli, dan Salmonella, juga dapat menyebabkan disentri basiler.
- Penyebab disentri amuba adalah infeksi suatu parasit bersel satu, yaitu Entamoeba histolytica. Amuba sering ditemui di daerah dengan kebersihan lingkungan dan sanitasi yang buruk. Disentri amuba dapat menyebabkan komplikasi pada organ hati, berupa abses hati.
Faktor Risiko Disentri
Beberapa faktor risiko disentri, antara lain:
1. Kebersihan diri kurang, seperti tidak mencuci tangan sebelum makan dan setelah buang air besar.
2. Benda yang terkontaminasi bakteri atau parasit penyebab disentri, yang masuk ke dalam mulut seseorang.
3. Makanan dan air yang terkontaminasi kotoran manusia.
4. Daerah dengan ketersediaan air bersih yang tidak memadai.
5. Lingkungan dengan tempat pembuangan limbah yang tidak tertata dengan saksama.
6. Penggunaan pupuk untuk tanaman yang berasal dari kotoran manusia.
7. dll
Diagnosis Disentri
Beberapa pemeriksaan fisik, serta pemeriksaan penunjang untuk membantu penegakan diagnosa, adalah :
- Pemeriksaan sampel feses penderita.
- Pemeriksaan sampel darah dan USG perut.
- Pemeriksaan kolonoskopi, untuk mengetahui kondisi usus besar penderita.
Pengobatan Disentri
Beberapa pengobatan untuk mengatasi disentri, adalah sebagai berikut:
1. Terapi cairan baik oral berupa oralit, maupun intravena berupa infus. Terapi ini diberikan bertujuan untuk mencegah penderita mengalami dehidrasi dan menjaga keseimbangan elektrolit di dalam tubuh karena diare.
2. Obat anti-nyeri seperti paracetamol, untuk mengurangi nyeri dan ketidaknyamanan yang dirasakan penderita.
3. Obat untuk meredakan kram perut dan mengurangi frekuensi diare.
4. Obat antibiotik sesuai petunjuk dokter.
Pencegahan Disentri
Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah disentri, antara lain:
- Selalu mencuci tangan dengan air dan sabun atau menggunakan cairan anti septic,terutama sebelum makan, memasak, menyiapkan makanan, dan setelah buang air besar, serta mengganti popok bayi.
- Hindari kontak langsung dengan penderita disentri.
- Hindari penggunaan handuk yang sama dengan penderita disentri.
- Gunakan air panas atau berikan anti septik untuk mencuci pakaian penderita disentri.
- Hindari tertelan air ketika berenang di fasilitas umum.
- Selalu bersihkan toilet dengan disinfektan setiap selesai digunakan.
- Selalu mengonsumsi air yang telah dimasak hingga mendidih dan air di botol yang masih tertutup rapat.
- Selalu menjaga kebersihan makanan yang kita konsumsi dengan tidak jajan sembarangan
( dari berbagai sumber,gambar dari explorehealth )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar