\
Gejala
Sebagian besar masyarakat Jepara pasti pernah mengalami masa tidur yang kurang
nyaman, rasa pegal di leher saat tidur, bahkan sakit sekali saat berusaha
menggerakkan lehernya untuk menengok ke satu sisi. Apalagi jika didahului
adanya gejala psikis seperti pekerjaan yang menumpuk, stress fisik dan mental,
serta terlalu lelah atau capek, menyebabkan waktu untuk istirahat tidur
menjadi berkurang. Sehingga saat bangun tidur yang diharapkan badan menjadi
fresh dan segar, justru menyebabkan pusing, leher menjadi kaku dan sulit untuk menoleh
ke kanan/kiri. Kecenderungan tempat tidur yang terlalu empuk, ditambah ruangan
ber- AC dan kebiasaan tidur miring ke satu sisi tanpa berpindah-pindah posisi
juga menjadi factor pencetus lain nyeri ini timbul.
Torticollis spasmodic merupakan kekakuan pada otot-otot leher yang disebabkan
karena kontraksi terus menerus dalam jangka waktu tertentu, bisa juga karena
adanya gerakan involunter dari kepala. Tortikolis terjadi pada 1 dari 10.000 orang dan
sekitar 1,5 kali lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan dengan
pria.Penyakit ini dapat terjadi pada semua umur tetapi paling sering ditemukan
pada usia antara 30-60 tahun. Penyakit ini juga bisa diderita oleh bayi sejak
leher dengan mekanisme yang belum diketahui secara jelas, namun diduga karena
posisi kepala saat berada di dalam kandungan ataupun saat proses persalinan.
Pada masa lalu terjadinya tortikolis adalah kegagalan pada otot leher dimana
timbul hysteria yang berlebihan. Dimana gejalanya sama dengan kelainan yang
disebabkan secara organik. Ketika tortikolis diketahui berhubungan dengan efek
voluter bentuk dari gejala yang ada adalah hysteria, dimana bentuk awal dari
gejala ini adalah tic. Bentuk hysteria berasal dari gejala yang merupakan
respon dari pengobatan dari terjadinya kelainan emosional yang utama.
Spasme
tortikolis ini disebabkan oleh keadaan keturunan dimana terjadinya dari gen
autosomal dominan atau autosomal resesif. Hal lain yang dapat menyebabkan ialah
kelainan kongenital dari m.sternocleidomastoideus, kelainan dari servikal
tulang belakang, hipoplasi dari tulang hemi atlas atau atlas. Kelainan
neurovaskuler yaitu kompresi dari N.XI (nervus aksesorius) oleh arteri vertebrae.
Atau arteri serebral posterior inferior, adanya lesi unilateral pada
mesencephalon atau diencephalon yang diakibatkan oleh encephalitis virus. Dan
ketidakseimbangan / gangguan keseimbangan metabolik antara thalamus dan basal
ganglia. Penyebab lain yang tersering adalah kelainan fungsional dari mekanisme
kontrol yang mengakibatkan gangguan reflek secara bilateral yang terjadi pada basal ganglia atau keseluruhan dari
struktur yang meliputinya.
Perkembangan terjadinya tortikolis biasanya secara
perlahan tapi bisa saja secara mendadak. Hal ini terjadi ketika terjadinya
serangan hysteria. Perputaran pada kepala diikuti dengan kontraksi pada otot
servikal, kontraksi terjadinya pada bagian superficial dan bagian dalam dari
otot leher, kontraksi dari otot yang terjadi yaitu sternocleidomastoideus,
trapezius dan splenius.2
Spasmodik tortikolis dapat saja terjadi pada remaja
atau dewasa. Selalu didahului dengan adanya riwayat trauma pada leher. Onset
terjadinya spasmodik tortikolis ialah intermiten terjadi saat rotasi dan fleksi
pada kepala pada satu sisi. Pada kebanyakan kasus gerakan dari kepala terjadi
secara intermiten dan berhubungan dengan kontraksi dari otot leher yang terjadi
secara periodik irregular. Terjadinya gerakan bilateral sangat jarang terjadi.
Gerakan-gerakan tersebut dapat direduksi dengan cara menempelkan tangan ke
salah satu sisi kepala yang berlawanan atau dengan menempelkan sisi kepala yang
berlawanan ke tembok.
Kontraksi dari m.sternocleidomastoideus menyebabkan
rotasi yang berlawanan arah, ketika leher dilakukan fleksi bagian tepi dari
otot leher mengalami kontraksi. Rotasi pada leher dapat saja terjadi tanpa
terjadinya fleksi lateral. Atau kepala dapat saja difleksikan ke salah satu
sisi dimana dapat dilakukan rotasi setelah dilakukan fleksi tersebut. Hal ini
terjadi pada kontraksi dari m.sternocleidomatoideus pada salah satu sisi dimana
m.splenius dan m.trapezius pada sisi yang berlawanan juga terjadi kontraksi.
Otot-otot yang ikut berkontraksi menjadi hipertropi. Kelainan awal yang
terdapat pada tortikolis adalah tonik. Kemudian didikuti dengan perubahan
posisi atau dapat saja terjadi pengulangan gerakan secara klonik, hal tersebut
biasanya terjadi pada serangan hysteria. Pasien sering menyadari tidak dapat
melawan atau mengahambat dari terjadinya tortikolis. Rasa sakit terdapat pada
otot servikal yang terjadi bersamaan arthritis dimana terjadi kompresi pada
radix yang mengakibatkan adanya gerakan kepala secara involunter. Reflek dan
sensasi masih normal. Terjadinya tortikolis yang lama dapat menyebabkan
spondilosis servikal.]
Penanganan
Penanganan torticollis ini memerlukan kerjasama dan penanganan yang
komprehensif. Kejelian dan penanganan awal sangatlah penting agar tidak terjadi
kecacatan/ penyakitnya bertambah parah. Apabila ditangani sejak awal, penyakit
ini dapat sembuh sempurna, diantaranya dengan :
1. Obat-obatan yang biasanya diberikan adalah berupa
analgesik, muscle relaxan, vitamin neurotropik bahkan suntikan botoks sebagai
anti spasm.
2. Pemberian program fisioterapi juga banyak membantu
penyembuhan penyakit ini, meskipun memerlukan tingkat kesabaran dalam
pengobatan. Oleh fisioterapis biasanya akan mendapatkan penanganan berupa
penghangatan ( dengan infra red, ultra sound atau diathermy ) untuk melemaskan
otot yang kaku/tegang, lalu pemberian stimulasi elektris untuk merangsang
kemampuan otot agar dapat berkontraksi dan relasai dengan baik, pemijatan
dengan gentle massage serta stretching pada otot yang tegang atau kaku.
3. Pada
kasus yang lebih lanjut kadang diperlukan alat bantu seperti cervical collar
agar tidak mengganggu tulang belakang bagian cervical.
Pencegahan
Hal terpenting lain adalah bagaimana cara mencegah penyakit ini agar tidak
menyerang kita. Yang dapat dilakukan adalah :
- Saat bekerja dalam posisi duduk menetap lama, usahakan melemaskan otot-otot leher dengan cara menggerakkan kepala ke kanan kiri, depan belakang setiap 2 jam sekali selama 10 menit. Demikian juga disaat anda mengemudi dalam waktu yang cukup lama, berhentilah tiap 2-3 jam untuk melemaskan leher.
- Periksakan kandungan secara teratur pada ibu hamil, terutama dengan menggunakan USG agar mengetahui posisi janin secara jelas dan kemungkinan persalinan yang aman bagi bayi dan ibunya, untuk menghindari terjadinya conginetal torticollis.
- Saat hendak tidur, biasakan untuk menggerakkan/ senam leher sejenak 5-10 menit agar otot leher menjadi lemas dan minumlah 2-3 gelas air putih agar peredaran darah lebih lancar saat tidur.
- Berpindahlah posisi disaat tidur dengan bergantian miring kanan dan kiri,lalu telentang setiap 2-3 jam sekali.
- Gunakanlah bantal yang nyaman/comfortable,jangan terlalu rendah/tinggi.
- Jangan suka menggerakkan leher/kepala secara menghentak apabila anda merasa ada rasa tidak nyaman pada salah satu sisi leher anda, berikan saja pijatan ringan atau penguluran ( stretching ) dengan perlahan-lahan pada leher yang nyeri tersebut, boleh juga dengan diberikan kompres hangat pada otot leher yang nyeri tersebut.
- Yang paling bijaksana tentu saja hubungi tenaga medis yang berkompeten ( dokter syaraf atau Instalasi Rehabilitasi Medik )apabila nyeri dirasa 2-3 hari tidak hilang juga.
Dengan penanganan yang tepat dan terencana, penyakit
ini pada dasarnya bisa disembuhkan secara sempurna, kecuali torticollis ini
terjadi secara konginetal/ dibawa dari lahir yang akan memerlukan penanganan
yang lebih kompleks. Bersiaplah untuk selalu menjadi sehat, karena sehat jauh
lebih berharga dari segalanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar