DEFINISI
Femur adalah
tulang panjang pada manusia yang membentuk tungkai bagian atas, tulang ini
bersendi dengan acetabulum membentuk sendi hip/panggul dan tibia membentuk
sendi lutut. Sedangkan fraktur adalah keadaan dimana tulang mengalami
diskontinuitas atau patah/retak. Secara umum tulang femur dibagi menjadi 3
bagian, yaitu epiphysys proksimal, epiphysis distal dan diaphysis.
Fraktur
femur sendiri secara umum dibagi menjadi 2, yaitu fraktur terbuka dan tertutup.
Fraktur terbuka terjadi jika patahan tulang merobek jaringan yang ada
disekitarnya sehingga menembus kulit dan seringkali menimbulkan perdarahan
keluar, sedangkan fraktur tertutup terjadi dimana patahan tulang tidak sampai
menembus kulit.
Berdasarkan
lokasinya, fraktur femur bisa terjadi pada epiphysys, diaphysis maupun collum femur.
Untuk
fraktur yang terjadi pada diaphysis, operasi yang biasa dilakukan adalah dengan
pemasangan plate and screw, nail plate atau eksternal fixasi.
MASALAH YANG TIMBUL
Masalah yang
sering ditimbulkan paska operasi fraktur femur( terutama pemasangan ingternal
fiksasi ) adalah :
1. timbulnya nyeri pasca operasi.
2. timbulnya oedema atau pembengkakan
pada daerah sekitar operasi
3. kerusakan jaringan tulang, otot,
pembuluh darah dan jaringan lunak sekitar fraktur
4. keterbatasan gerak, terutama sendi
lutut
5. penurunan kekuatan otot, yang
dikarenakan nyeri yang ditimbulkan sehingga penderita enggan menggerakkan
tungkai yang dioperasi
TAHAPAN PENYAMBUNGAN TULANG FRAKTUR
Secara umum
dibagi dalam 5 tahap, yaitu :
1. tahap haematoma, yaitu tahap
terjadinya perdarahan dimana serpihan tulang merobek jaringan lunak sekitar,
terjadi kurang dari 24 jam.
2. Tahap proliferasi, yaitu tahap dimana
perdarahan yang terjadi mulai diserap, dimana juga terjadi penutupan daerah
permukaan fraktur oleh periosteum yang ada di permukaan tulang. Sel-sel ini
adalah pelopor munculnya osteoglas sebagai komponen utama yang akan
menyambungkan tulang, terjadi selama 12 – 24
minggu.
3. Tahap calsifikasi, yaitu tahap dimana
mulai terjadi penyambungan tulang oleh calcium dimana osteoblast dan
cendroblast membentuk callus, terjadi selama 6 – 12 minggu.
4. Tahap consolidasi, yaitu tahap dimana
callus mulai mengeras atau mengalami pematangan, sehingga menjadi jaringan yang
lebih kuat dan keras, terjadi selama 12 – 24 minggu.
5. Tahap remodeling, yaitu tahap dimana terjadi
absorbsi/penyerapan kembali sel-sel tulang yang tumbuh berlebihan sehingga
menjadi tulang femur baru yang utuh dan sesuai bentuk awalnya, terjadi 24
minggu – 1 tahun.
JENIS LATIHAN YANG BISA DILAKUKAN
1.
Hari
1 – 2
Yang bisa
dilakukan adalah latihan bernapas dalam, latihan batuk efektif, latihan pasif
ROM sendi panggul meliputi gerakan fleksi ekstensi, abduksi adduksi, pumping
ankle exercise dan dicoba duduk ( half lying 30ᵒ ) jika sudah tidak pusing/mual
2.
Hari 2 – 4
Meneruskan
latihan sebelumnya, lalu dimulai latihan aktif, hold rilex, contract rilex (
untuk mengurangi oedem )dan penambahan ROM sendi lutut secara berkala. Latihan
duduk ongkang-ongkang dimungkinkan dilakukan jika sudah tidak dijumpai keluhan
pusing, dan nyeri yang berlebihan.
3.
Hari 4 – seterusnya
Meneruskan
latihan sebelumnya.Setelah latihan duduk ongkang-ongkang tidak dijumpai keluhan
yang berlebihan bisa segera dimulai latihan berdiri yang dilanjutkan latihan
berjalan NWB ( Non Weight Bearing ) dengan menggunakan hand crutch. Latihan
berjalan NWB ini dilakukan sampai 3 – 4 minggu. Kemudian dilanjutkan latihan
berjalan PWB ( Partial Weight Bearing ) dengan tumpuan pada tungkai yang sakit
bertahap mulai dari 10 % sampai boleh menapak seluruhnya sesuai dengan hasil
foto rontgen yang terakhir, dimana proses calsifikasi berjalan dengan sempurna.
Pemakaian
crutch sebagai alat bantu jalan akan berlangsung sampai 6 – 8 bulan, tergantung
proses calsifikasi yang terjadi pada tulang yang patah.
Salam Inspirasi
( Gambar dari RS Siaga Raya )
Disusun oleh
Wahid Nur
Azis
FISIOTERAPIS
RSUD RA KARTINI JEPARA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar