Selasa, 11 Oktober 2016

DETEKSI DINI GANGGUAN TUMBUH KEMBANG




DETEKSI DINI GANGGUAN TUMBUH KEMBANG
SI BUAH HATI


    Seorang anak adalah harta yang paling berharga yang diberikan oleh Allah kepada kita. Nilainya tidak bisa dinilai oleh apapun yang ada di dunia. Karena anak adalah warisan penerus yang akan meneruskan keturunan kita di masa mendatang. Tentu kita sebagai orang tua akan selalu berharap bahwa anak-anak kita akan dapat tumbuh dan berkembang dengan sehat sesuai yang kita harapkan.

Namun, kadang semua yang kita harapkan bisa saja tidak terwujud. Banyak hal bisa terjadi seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan buah hati kita. Gangguan kesehatan misalnya, bisa saja terjadi dimulai sejak dari masa kehamilan yang bermasalah, kesehatan ibu yang bermasalah, ataupun setelah bayi keluar dari rahim sang ibu. Gangguan kesehatan itulah yang bisa menimbulkan tumbuh kembang putra-putri kita menjadi terganggu.
Dan seringkali gangguan tumbuh kembang tersebut bisa bersifat permanen, sehingga menimbulkan kecacatan di kemudian hari. Ketidaktahuan orang tua dan penanganan yang salah pada putra-putri kita yang mengalami gangguan tumbuh kembang bisa juga memperberat keadaan tersebut.

Gangguan tumbuh kembang yang terjadi di Indonesia dari data sementara di Depkes berkisar 10-15% dari keseluruhan jumlah kelahiran yang terjadi, jadi secara umum dari 100 kelahiran terdapat 10 – 15 anak yang mengalami gangguan tumbuh kembang. Dan dari 10-15 anak yang mengalami gangguan tumbuh kembang tersebut, 3-4 anak tidak mendapatkan penanganan secara benar. Dari data inilah kita sebagai orangtua harus mulai peduli dengan tumbuh kembang putra-putri kita, sehingga timbulnya kecacatan secara permanen dapat dicegah sejak mulai dini.

Gangguan tumbuh kembang yang sering dijumpai sekarang ini, secara garis besar dapat dibagi menjadi 2, yaitu :
1.      Gangguan tumbuh kembang secara motoris, misalnya :
a.      Keterlambatan gerak
b.      Keterlambatan bicara
c.       Keterlambatan berjalan
d.      Hiperaktif
e.      Hipoaktif,dll
2.      Gangguan tumbuh kembang secara psikologis, misalnya :
a.      Autis
b.      ADHD
c.       Gangguan orientasi
d.      Gangguan kecerdasan, emosi dll

    Dari kedua jenis tersebut, seringkali dijumpai juga gangguan tumbuh kembang secara motoris dan psikologis secara bersama-sama. Sedangkan secara medis, gangguan pertumbuhan dan perkembangan yang sering dijumpai adalah CP, Down syndrom, Kretinisme dll

Secara garis besar, penyebab gangguan perkembangan bayi/anak dibagi menjadi 3 fase, Yaitu :
1.       Masa Kehamilan Bayi, diantaranya :
a.       Sang ibu mengalami infeksi seperti, toksoplasma,rubella, sipillis, pre eklampsia dll.
b.      Accident/kecelakaan/jatuh, hiper emesis, perdarahan, gangg emosi dll
c.       Kehamilan diatas 35 th/beresiko tinggi
d.      Merokok,minum alkohol, obat-obatan jangka panjang
e.      Kehamilan kembar
2.       Proses Kelahiran, diantaranya :
a.       Tidak langsung menangis
b.      Prematur/kurang bulan
c.       BBLR rendah atau terlalu besar ( <2500gram atau >4500gram )
d.      Trauma persalinan,misal ekstraksi dengan vacuumm,erb paralyse dll
3.       Setelah kelahiran, diantaranya :
a.       Bilirubin rendah
b.      Kelaianan bawaan/genetik
c.       Sepsis, infeksi otak, kejang,panas tinggi yang tidak langsung teratasi.


Apa tanda-tanda awal adanya gangguan perkembangan pada bayi ?

Untuk hal ini, diperlukan kerjasama yang baik antara kedua orangtua dan keluarga yang lain, seperti kakek, nenek,om dan tante, serta saudara-saudara yang lain. Gangguan tumbuh kembang bayi yang sering muncul dan dapat dikenali antara lain :
1.      Peningkatan berat badan, tinggi badan dan lingkar badan tidak sesuai dengan pertambahan usianya.
2.      Perkembangan motorik kasar dan halus terganggu, termasuk juga mobilisasi dari tengkurap, telentang, duduk dan berjalan.
3.      Hidrocepallus, mikrocepallus.
4.      Gangguan penglihatan , pendengaran, dan bicara
5.      Gangguan emosional, retardasi mental,autisme dan psikososial.

Apa yang harus dillakukan agar bayi kita tidak mengalami gangguan tumbuh kembang atau gangguan tumbuh kembang yang terjadi dapat teratasi ?

    Gangguan tumbuh kembang yang terjadi dan tidak terdeteksi serta ditangani secara intgensif sejak awaal akan menimbulkan kecacatan dan ketergantungan kepada orang lain. Sebagian besar kasus gangguan tumbuh kembang yang terjadi di Indonesia, diperiksakan ke tenaga medis dalam keadaan sudah terlambat. Sehingga hasil pengobatan dan terapi yang diberikan tidak memberikan hasil yang maksimal. Pada dasarnya, gangguan tumbuh kembang bayi yang mendapat penanganan sejak dini, dapat memberikan hasil yang lebih baik daripada yang terlambat mendapat penanganan. Hal- hal sebagai berikut perlu dilakukan oleh para orangtua yang baru mendapatkan anak, yaitu :
1.      Rajin-rajinlah memeriksakan secara rutin kepada tenaga medis terdekat yang bisa dipercaya.
2.      Rajin-rajinlah membaca buku,informasi yang tepat tentang tumbuh kembang anak.
3.      Second opinion diperlukan apabila kita kurang merasa puas dengan pendapat tenaga medis yang selama ini memeriksa putra-putri kita.
4.      Apabila kita merasa curiga dengan tumbuh kembang putra-putri kita yang tidak sesuai, periksakan segera ke dokter ahli setempat yang anda percayai.
5.      Apabila ternyata bayi mengalami gangguan tumbuh kembang, biasanya dokter/tenaga medis akan menganjurkan program terapi secara teratur di rehabilitasi medik.
6.      Kontrolkan secara rutin dan ikuti program rehabilitasi medik yang dianjurkan secara teratur.
7.      Jangan suka men-judge anak yang mengalami keterlambatan perkembangan, tapi berlakukan dia seperti anak normal yang lain.
8.      Berdoa secara tulus dan ikhlas kepada Yang Maha Pemberi Kesembuhan.

Program Fisioterapi yang bisa diberikan

Gangguan tumbuh kembang anak memang tidak boleh diabaikan, karena menyangkut masa depan anak itu sendiri. Orangtua tentunya harus menyadari kebutuhan tumbuh kembang anak harus dipantau sedini mungkin. Pemberian program fisioterapi sangat diperlukan untuk memacu pertumbuhan anak agar tidak terlalu tertinggal jauh dengan anak seusianya. Selain itu kolaborasi dengan terapis lain seperti psikologi,okupasi terapis dan terapi wicara juga cukup membantu tumbuh kembang anak terutama ABK ( anak berkebutuhan khusus )menjadi lebih optimal.
Dalam program fisioterapi sendiri, anak-anak berkebutuhan khusu yang mengalami keterlambatan perkembangan akan mendapat beberapa program latihan yang disesuaikan dengan kondisi anak pertama kali datang, mulai dari pemberian stimulasi taktil, gerakan refleks yang ada, stimulasi dan inhibisi, dan latihan-latihan yang disesuaikan dengan perkembangan terakhir anak.

Demikianlah pentingnya deteksi dini pada bayi/anak diperlukan, agar generasi penerus kita nanti menjadi generasi yang sehat, kuat dan mandiri. Salam inspiratif...
( gambar dari bestkartun )

Disusun dari berbagai sumber oleh
Wahid Nur Azis
( Fisioterapis dan tim PKRS RSU RA Kartini Jepara )
azisbatman@gmail.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar