GEJALA UMUM
Pada umumnya gejala-gejala Bell’s Palsy yang sering dijumpai adalah:
1. Terjadi secara tiba-tiba berupa kelumpuhan yang ringan sampai total pada satu sisi wajah, sulit tersenyum dan menutup salah satu kelopak mata yang terkena.
2. Saat berkumur atau minum, kadang air akan keluar lagi pada salah satu sudut mulut pada sisi yang terkena.
3. Wajah menjadi mencong dan melorot pada satu sisi sehingga sulit untuk berekspresi.
4. Terjadi peningkatan sensitifitas suara pada satu sisi yang terkena, sehingga seperti terdengar suara mendengung.
5. Kadang dijumpai adanya nyeri kepala, nyeri pada rahang, atau di sekitar telinga.
6. Penurunan kemampuan indra pengecapan pada lidah dari sisi yang lumpuh.
7. Pada beberapa kasus, bell’s palsy bisa mengenai kedua sisi wajah.
PENYEBAB
Penyebab utama Bell’s Palsy sampai saat ini belum diketahui secara pasti, tapi sebagian besar sumber menyebutkan bahwa terjadinya serangan adalah disebabkan karena adanya proses peradangan pada saraf yang mengontrol kerja dari otot-otot di salah satu sisi wajah. Proses peradangan itu sendiri bisa dikarenakan oleh serangan virus, terpapar udara dingin, dll
Bell’s Palsy dapat terjadi pada semua golongan usia, baik pria maupun wanita. Pada kebanyakan orang, kelumpuhan saraf tersebut bersifat sementara, yakni selama beberapa hari hingga beberapa minggu, serta dapat kembali pulih setelah kurang lebih 6 bulan. Walaupun demikian, ada juga beberapa kasus dimana kelumpuhan saraf wajah tersebut terjadi secara permanen seumur hidup, terutama pada kasus yang berhubungan dengan saraf pusat.
PENCEGAHAN
Beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mencegah kemungkinan timbulnya penyakit ini antara lain :
1. Jika sering bepergian dengan sepeda motor, gunakanlah helm penutup wajah secara full/penuh ( helm cakil ) untuk mencegah angin mengenai wajah secara langsung.
PEMERIKSAAN
Pemeriksaan Ugo Fisch menjadi salah satu indikator utama seberapa parah Bells Palsy yang dialami penderita, yaitu dengan :
4 skala penilaian,
1. 0%, untuk kekuatan otot 0 : zero, asimetri komplit, tak ada gerak volunter,
2. 30%, untuk kekuatan otot 1 : poor, kesembuhan ke arah asimetri,
3. 70%, untuk kekuatan otot 3 : fair, kesembuhan parsial ke arah simetri,
4. 100%, untuk kekuatan otot 5 : normal, simetris komplit.
Gerakan yang dilakukan,
1. Diam = 20 x (%) =...
2. Mengerutkan dahi = 10 x (%) =...
3. Menutup mata = 30 x (%) =...
4. Tersenyum = 30 x (%) =...
5. Bersiul = 10 x (%) =...
PENANGANAN
Sebagian besar kasus penyakit ini dapat sembuh dengan sendirinya tanpa pengobatan, namun membutuhkan waktu yang sedikit relatif lama. Terapi dan pengobatan disarankan untuk mempercepat proses penyembuhan sekaligus pencegahan berulangnya penyakit ini. Penanganan yang dapat diberikan pada kasus ini adalah :
1. 1. Medikamentosa dari dokter untuk mencegah peradangan dan pemberian vitamin saraf
2. 2. Fisioterapi, berupa pemberian superficial heating dan elektrikal stimulasi
3. 3. Latihan latihan pada wajah, latihan mimik muka, massage, mirror exercise
PROGRAM FISIOTERAPI
Program fisioterapi biasanya diberikan setelah minggu ke-2, namun bisa juga diberikan mulai minggu pertama. Pada minggu pertama yang bisa dilakukan adalah pemberian latihan secara gentle pada otot sisi wajah yang terkena, bisa dengan mirror exercise atau latihan di depan cermin. Setelah minggu ke-2, program fifioterapi yang diberikan adalah :
- Sinar infra merah, posisikan arah sinar infra merah tegak lurus ke daerah otot wajah yang terkena, dengan jarak 40 - 60 cm pada lampu 150 watt, atau 30 - 40 cm pada lampu 100 watt dengan waktu 10 - 15 menit. Mata pasien ditutup dengan kasa atau kapas basah,selalu kontrol intensitas panas yang menerpa wajah pasien untuk mencegah burning/terbakar.
- Elektrikal stimulasi, biasanya menggunakan arus IDC rektangular dengan single point dimana elektode pasif diletakkan di belakang leher/pangkal nervus Fascialis dan elektrode aktif biasanya berupa elektrode single point ditempatkan pada otot-otot yang mengalami kelumpuhan secara bergantian, setiap otot diberikan stimulasi rangsang elektrik 15 - 25 kali kontraksi.
- Gentle massage, dimana berikan pijatan yang lembut pada otot wajah yang terkena dengan suatu titik di depan telinga sebagai arah titik utama pijatan. Setiap otot berikan 8 - 16 kali pijatan.
- Mirror exercise, yaitu latihan menggerakkan otot wajah yang lumpuh di depan cermin, berupa membuka menutup mata, tersenyum, mengernyitkan dahi, bersiul, meniup dll lakukan 8 - 16 kali gerakan.
- Program fisioterapi di atas bisa diberikan 2 - 3 kali seminggu, namun perlu juga diberikan home program berupa stimulasi kompres hangat, gentle massage, dan mirror exercise setiap hari pagi dan sore
s